Sejarah
146
0
Pada jaman dahulu waktu penyebaran agama Islam, di tanah Jawa Sunan Bonang dengan para pengikutnya istirahat dan tinggal di suatu tempat dan bermusyawarah, Beliau duduk di sebuah batu yang sekarang disebut pancalikan Sunan Bonang. Setelah tinggal beberapa lama ditempat tersebut, Sunan Bonang beserta pengikutnya kembali ke Jawa Timur, namun ada salah seorang pengawalnya yang memohon izin untuk menetap di tempat tersebut yaitu Embah Buyut Senuh yang sekarang disebut Embah Sepuh dan menetap sampai meninggal dunia di tempat tersebut yang makamnya di pemakaman Pancalikan.
Pada masa itu Embah Sepuh memberi nama Bonang untuk tempat tinggal anak cucunya karena mengenang Sunan Bonang pernah singgah dan calik di tempat tersebut. (calik dalam bahasa sunda yang artinya duduk).
Konon ada dua saudara Embah Sepuh yang mencarinya dari Kerajaan Mataram yaitu Raden Campa (Raden Capang) dan Raden Mesir dan beliau meninggal dunia di makamkan di Bonang yaitu pemakaman Buyut Raden.
( versi I, wallahualam)
Demikian dan pada abad ke 18 di daerah Majalengka hiduplah seorang Ulama Islam bernama EMBAH SALAMUDIN beliau adalah seorang Wali yang bijaksana, masyarakat Majalengka menganggap sebagai sesepuh. Beliau dipercaya menjadi penengah dalam suatu penyelesaian dalam bidang agama, kemasyarakatan, pertanian dan pemerintahan kala itu.
Pada suatu saat datanglah seorang utusan dari sebuah desa terpencil, orang tersebut bernama EMBAH DEMANG, beliau mempunyai masalah kesulitan air untuk pertanian. Utusan tersebut menyatakan tentang daerahnya yang selalu tidak terbagi aliran air karena lokasinya yang berada di ujung barat. Walaupun desa itu berada di tepi SUNGAI CILUTUNGternyata tidak dapat memanfaatkan air tersebut karena terlalu dalam untuk mencapai permukaannya.
Mendengar laporan tersebut EMBAH SALAMUDIN segera melakukan tafakur mohon petunjuk dari Allah SWT. Setelah bangun dari tafakurnya beliau menapat wangsit, beliau segera berkata “KEBO-KEBO OGE MENANG” (jangan kuatir, meskipun paling akhir akan mendapat air juga).
Ucapan EMBAH SALAMUDIN ini kemudian menjadi patokan untuk membuat Nama Desa tempat EMBAH DEMANG bermukim. Nama Desa tersebut adalah “BONANG” (dari ucapan kebo-kebo oge menang). Nama Bonang ini di perkenalkan saat Desa ini di bawah Pemerintahan Bapak Kuwu SANDA. (putra EMBAH DEMANG).
“Nama Bonang juga diambil sehubungan pernah singgahnya SUNAN BONANG dan duduk di “BATU PANCALIKAN” dalam rangka siar Islam.